๐Ÿ“š *Resume Diskusi Siang Group Kader Nasional HEbAT* ๐Ÿ“

*Konsep  dasar dan persiapan Magang*

_Bersama Bunda Septi Peni Wulandani & Ustadz Harry Santosa_

Rabu, 23 Maret 2017
Admin : Bunda Deasy
Moderator: Bunda Rita
Notulis: Ayah Muji
=======================
Pengantar singkat :

Silahkan pelajari framework FBE. Magang ada di fase mana.
Dan pertanyaan bisa di breakdown dari itu.

Karena ini sangat singkat, *materi nya  adalah seputar konsep dasar persiapan magang*

Silahkan imajinasikan 'kebutuhan' anak dan kita terkait hal tsb
======================
*Diskusi*

*Bunda Rita:*
Tahapan apa yg harus disiapkan agar anak dapat diterima magang

*Bunda Septi:*
Kalau kami memperkuat terlebih dahulu :

1. iman,
2. akhlak,
3. adab dan
4. cara bicara anak-anak ,

Setelah itu mengajaknya untuk mengenal siapa dirinya ( who am I). Karena kalau modal anak sudah kuat di 4 hal tersebut, dan paham tentang dirinya, yang mau menerima magang biasanya banyak

*Ummu Amira‬:*
Mengapa cara bicara anak dibedakan dg adab? Bukankah cara bicara bagian dr adab?

*Bunda Septi :*
 Oh ya, karena adab itu tidak cukup diajarkan saja harus ditularkan. Sedangkan cara bicara itu ketrampilan yang harus kami latihkan terus menerus. Cara bicara itu menyempurnakan adab bicara. Anak sudah tahu adab bicara, tapi tidak pernah praktek ketrampilan bicara, biasanya akan gagap ketika di lapangan. Saya sering membuktikan hal ini di anak-anak yg sering magang di tempat saya. Busana sudah syar'i, adab sudah diketahui, tetapi gagap di komunikasi, akhirnya sayapun harus memulangkan anak-anak ini, untuk belajar komunikasi dg baik dulu sebelum magang.

*Bunda Ina:*
Apakah baiknya di setiap rumah memiliki usaha? Melihat dari usaha orang aseng yg sudah membiasakan anak anaknya terlibat langsung.
Lalu apa sajakah yang perlu disiapkan anak bila menitipkan pada ahlinya?
Apa sebaiknya gurunya membuat silabus magang? Sambil terus dipantau amalan usai ilmu magangnya?

*Bunda Septi:*
Kalau komunitas kita rata-rata pengusaha, semakin ideal sebagai tempat magang anak-anak. artinya kita semua satu value.

yang perlu disiapkan anak adalah 4 hal yang saya sebutkan di atas.

Kalau kami tidak meminta guru membuatkan silabus, anak-anak mengikuti apa yang disampaikan sang guru, karena yang lebih paham tentang ilmu itu mereka

*Bunda Noni:*
Bu Septi

Apa Standart yang harus dimiliki tempat magang bagi anak kita yang akan magang di tempat tersebut...

๐Ÿ™matur thankq

*Bunda Septi:*
Mbak Noni, sesuaikan dengan valur keluarga dan tujuan ilmu yang akan dipelajari anak-anak kita

*Bunda Dinda:*
Anak kami usia 10y5m dan 8y10m perempuan sudah bisa magang ditempat usaha kah sesuai passion nya?

*Bunda Septi:*
Mbak dinda sebaiknya jangan buru-buru ke arah usaha dulu, memperbanyak ilmu yang tidak tertulis dan terbaca di buku, itu tujuan utama magang di keluarga kami, bisa memicu anak untuk membangun usaha itu bonus, tapi bukan yang utama. Karena kita tudak akan pernah tahu peran anak kita sesungguhnya apa di kehidupan ini. Maka berjalanlah terus tanpa "mendikte" atau "mengarahkan" anak di satu usaha, yang menurut kita pasti ini jalan hidupnya. Amati dan terlibatlah dalam proses tanpa menghakimi

*Bunda Rita:*
Selama ini kita berpikir magang itu tujuannya untuk mengasah jiwa enterpreneur, sesungguhnya apakah yg lebih esensial dari program pemagangan berbasis HE ini Bu?

*Bunda Septi:*
 Bu Rita, sudah terjawab di pertanyaan di atas. Selain yg sudah saya sampaikan di atas, ada juga tacit knowledge yang perlu anak-anak dapatkan dari berbagai maestro

*Bunda Yardha:*
Ibu, apakah magang ini harus identik dengan bisnis/enterpreneur? Adakah pengertian yang lebih luas dari proses magang ini sendiri?

*Bunda Septi :*
Proses magang itu sejatinya adalah proses anak-anak belajar dengan orang dewasa lain selain orangtuanya, apabila berjodoh akan menjadi orangtua ideologis anak-anak dalam menemukan jalan hidupnya. Maka saya sangat jarang memagangkan anak-anak ke pabrik-pabrik semasa dia pre aqil baligh akhir dulu, kecuali diterima oleh sang founder pendiri pabrik tersebut.

Baru setelah anak-anak mendapatkan orangtua ideologis, dan sang orangtua ideologis ini memiliki pabrik besar berskala nasional, dan meminta anak saya untuk magang di semua lini usaha yg ada disana unt mempelajari sistemnya, maka saya meminta setelah usia 15 th saja.

*Ayah Andi:*
 Ibu, apa sebenarnya tujuan magang?
Bagamana menilai berhasil atau tidaknya magang?

*Bunda Septi:*
Magang itu menambah pengalaman hidup dan belajar hidup, sehingga kalau pengalaman hidupnya bertambah dan itu jadi tujuan awal artinya sukses

*Bunda Ira‬:*
Bagaimana cara kita minta bantuan tempat magang untuk menerima anak kita? Bila tempat itu sudah sesuai dg keinginan anak kita?
Menyangkut biaya misalnya?

*Bunda Septi:*
Bangun portofolio anak, dan jalin silaturahim sebanyak-banyaknya...prinsip kami murid siap, guru datang, jadi tidak perlu dicari..

*Ust Harry Santosa:* Sekedar manambahkan, bahwa Magang atau Merantau sesungguhnya adalah Sunnah Rasulullah SAW ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™. Para Ulama di Minang menyebutnya Merantau, di Aceh disebuat Meudagang, di Sulawesi lain lagi.

Biasanya, sebelumnya didahului dengan Masjid atau Tempat Belajar: Surau Merantau, Meunasah Meudagang. Ini berarti sebelum magang atau merantau atau meudagang harus kokoh dulu fitrah keimanan dan adabnya antara usia 7-10 tahun.

Dalam pandangan syariah, usia 10 tahun adalah dimulainya persiapan aqilbaligh (kamar dipisah, jika tdk sholat boleh dipukul), ini berarti fitrah keimanan, fitrah seksualitas, dan fitrah bakat setidaknya sdh tumbuh kuat potensinya.

Dalam standar pendidikan sepakbola FIFA, usia 10 tahun mulai dipastikan bakat sepakbolanya dengan talent scouting, kemudian wajib dibimbing coach dan kemudian sejak U10 wajib menjalani 36 kali match sampai 48 match dalam setahun, sampai menjadi pro di U17.

Magang bersama Maestro, idealnya memang dimulai setelah usia 10 tahun, sebagaimana Rasulullah SAW mulai magang merantau berdagang bersama pamannya di usia 11-12 tahun.

Realita pada prateknya adalah bahwa anak usia 10 tahun bahkan 12 tahun masih dianggap anak anak oleh orangtuanya bahkan oleh Maestronya, dan anaknya sendiri mempersepsi dirinya anak anak.

Realita kedua adalah tidak mudah menemukan Maestro yang relevan. Ada anak yg beruntung cepat mendapat Maestro yg relevan, ada juga sampai usia 18 tahun bahkan lebih baru menemukan. Ini perlunya jaringan pemagangan dan jaringan Maestro beserta klasifikasinya

Realita ketiga adalah sulit mempertemukan hasil talents mapping pd usia 10 tahun, dengan profesi atau kepakaran yang relevan. Di sisi lain, anak kita harus didorong menemukan perannya sendiri yang barangkali belum ada hari ini.

Realita keempat, harus disadari bahwa Belajar dan Bakat baru salah dua dari aspek fitrah. Ada aspek fitrah keimanan, fitrah seksualitas, fitrah individualitas dll yang juga perlu dipertimbangkan serius. Pendamping Akhlak atau Murobby atau Chaperon juga diperlukan,

Realita kelima, banyak kasus terjadi adalah salah magang. Maestro tidak sesuai dengan bakat atau minat anak. Walau misalnya diperlukan Maestro IT atau Maestro Financial, ternyata bidang IT dan Finance sangat beragam

Realita keenam adalah Skill dan Knowledge yang diperlukan atau dipersyaratkan sebelum pemagangan. Ada kasus anak magang di bursa saham, ternyata perlu paham keuangan sebelumnya.

๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

*Bunda Deasy ISO‬:*
๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ˜ฑ๐Ÿ˜ฑ

Jazakumullah Khairan Katsiran Ustadz.

Semakin mencerahkan.

Boleh tanya lagi Ustadz?

1. Apakah magang disini ke maestro berarti pribadi atau ke sebuah parusahaan/Institusi?
2. Apa saja syarat kita memilih maestro selain sesuai dengan minat dan bakat anak? Apakah hrs dipastikan juga yg Sholih? Misal jika ternyata non muslim gmna?

Mohon pencerahannya ustadz?๐Ÿ™๐Ÿ™

*Ust Harry Santosa:*
1. Bisa keduanya. Kalaupun ke perusahaan tetap ada mentornya.
2. Syukur2 sang Maestro merangkap Murobby. Jika tidak ada yang bisa merangkap, berarti perlu keduanya. Seringkali Maestro berbeda agama, namun jika fitrah keimanan anak sdh kokoh kita tdk perlu khawatir. Karenanya, idealnya usia 10 ke atas, dgn asumsi fitrah keimanan dan fitrah seksualitasnya juga individualitasnya sdh ok

*Bunda Rima:*
Ikut tanya ustadz, apa yang menjadi ciri atau syarat bahwa anak sudah siap dimagangkan?
Karena ada kekhawatitan walaupun usia sudah mencukupi, tapi cakupan2 skill, adab dan hal lain nya belum siap.

*Ust Harry Santosa:*
Selain usia dan semua aspek fitrah yg tumbuh baik sebagai hasil "lingkar mekar" di rumah, hal yang penting  adalah "kacamata ibu" , firasat dari manusia yang telah melahirkannya

*Bunda Rima:*
Nah ini dia firasat.. ๐Ÿ˜„

Ustadz, jika misal kita tidak menemukan maestro yang cocok dengan hati yg sesuai dengan bakat anak, apa yang sebaiknya kita lakukann
Bolehkah kita menitipkan anak bukan dalam rangka mengasah bakat. Misal dalam rangka meningkatkan fitrah2 yang lain?

*Ust Harry Santosa:*
Meng "Homestay" kan anak pada orang shalih atau keluarga shalihah kan sunnah Nabi SAW

==S E L E S A I==