Himmah Fikriyani

Bertepi sejenak untuk menyegarkan pikiran

Tugas : Mengamati Gaya Belajar Anak #9
Tanggal : Jum’at, 28 April 2014
Kegiatan : Menggambar
Hasil : Ghaida ( Visual, Kinestetik), Syifa (Visual Kinestetik)

Kegiatan menggambar nkali ini berkaitan.dengan hobi berjualan Ghaida. Dia sudah punya 8 gambar yang laku dijual. Kualitas gambar anak2 usia 5 tahun termasuk biasa- biasa saja. Dan yang Saya inginkan dia.bisa melihat gambar dan menirukan gambarnya, bukan menggambar apa yang biasa ia gambar sebelumnya yang sudah menempel.dalam kepalanya.
Kali ini saya mrmang menyuruhnya untuk.melihat gambar baru yang ada di hp.
Rupanya dia.masih kesulitan untuk.menggambar.orang dengan.posisi.memegang balon sambilnkepala mendongak ke atas

Tugas : Mengamati Gaya Belajar Anak #8
Tanggal : Kamis, 27 April 2017
Kegiatan : Nonton Video
Hasil : Ghaida, Syifa dan Hakim adalah.Auditor Visual

Malam itu kami masih di rumah Nenek.Selalu ramai dan betah bila mereka sudah berkumpul dengan 2 sepupu di sana. Dan menonton televisi pun menjadi kegiatan favorit mereka di sana. Masalah televisi ini yang menjadi tantangan Uminya dalam mendampingi mereka.
Alhamdulillah kini di rumah nenek sudah ada flasdisk berisi film edukasi yang membuat saya lebih tenang. Dan pada hari kamis ini Kegiatan yang di pilih untuk observasi adalah menonton video kisah teladan. Sayapun sudah memersiapkan pendengaran, penglihatan dan keterlibatan dalam mendampingi mereka.
Sebenernya isi flasdisk itu sama.dengan film yang ada di rumah kami, tapi entah kenapa pada malam Syifa begitu serius menontondan berlama- lama di depan tv. Tidak ada perubahan dengan gayanya Ghaida dan Hakim yang selalu serius dan menonton hingga.selesai film yang sering mereka tonton. Untuk acara menonton malam ini Ghaida, Syifa dan Hakim bergaya Auditori visual.

Lagi belajar cara menumbuhkan benih yang benar sesuai fitrahnya.


Benih itu adalah anak- anakku


Sekarang Ghaida lagi senang berjualan gambarnya Total uang jualannya dgn yg lalu jualan jambu terkumpul 50rb-an.

Selamat berkarya anakku...
Abi, Umi ngikutin dari belakang apa maunya Kakak. Kami hanya bisa menyiram, memupuk, memfasilitasi sesuai perkembangan usiamu, dan kau bukan kertas kosong yang dengan seenaknya kami coret sesuka kami, tapi kau sudah Allah takdirkan dengan fitrah yang suci menjadi khalifah fil ardhi.
Berniat untuk membersamaimu secara alami/ fitrah.  Semoga kelak dapat memetik manisnya iman, indahnya bunga hafidz al-Qur'an dan daun yang rindang akhlak muliamu yang mampu teduhkan akhir zaman. Amin

Saat ini menghadapi tahun ajaran baru, saya mulai fokus pada rencana full home educationnya Ghaida (5y11m), semoga bisa tersusun rapi jadwal dan pelaksanaan nya sesuai FBE usia 0-7 (fitrah keimanan, fitrah belajar dan bernalar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan). dan usia berikutnya.
Maka saya mencoba menjabarkan slogan keluarga kami "Keluargaku Hebat! (Happy & Enjoy Bersama Al-Qur'an Teman Setiaku) pada aktifitas sehari-hari kami.
Untuk saat ini sampai akhir Romadhon targetnya Ghaida tuntas hafal juz amma.
Maka saya maksimalkan 3 waktu bening, yaitu ba'da subuh, ba'da maghrib dan menjelang tidur dengan metode 5x dibacakan dengan penuh cinta. Dengan cara ke-1 saya yg baca, ke-2 bergantian ayat antara saya dan Ghaida, ke-3 baca bergantian per-ayat sebaliknya dari ke2. Ke-4 Saya baca/ baca bersama,  ke-5 baca bersama.
Sambil menyemangatinya akan keutamaan bertadarus al-Qur'an.

Bulan depan genap usia Ghaida 6 tahun. Sudah sounding dari sekarang,, nanti kakak belajar sholat 2 waktu.
Umur 7 tahun belajar konsisten sholat 3 waktu
Umur 8 tahun belajar konsisten sholat 4 waktu
Umur 9 tahun belajar konsisten sholat 5 waktu.

Ada rasa tersendiri bagi Ghaida saat sholat subuh dengan warna langit hitam, biru dan putih/ terang. (istilah ghaida sendiri, dilihat dr dalam rumah).
Maka saya harus mengasah komunikasi produktif agar Ghaida dapat menerap dalam hatinya  akan pentingnya dari Sholat bukan sekedar penggugur kewajiban.

Berniat untuk membersamai anak- anak secara alami/ fitrah.  Semoga kelak dapat memetik manisnya iman, indahnya bunga hafidz al-Qur'an dan daun yang rindang akhlak muliamu yang mampu teduhkan akhir zaman. Amin


Aliran rasa ini kubagi untuk 1minggu1cerita

Tugas : Mengamati gaya Belajar Anak #7
Tanggal.: Rabu, 26 April 2017
Kegiatan : Bermain origami
Hasil.: Ghaida (Visual Kinestetik) dan Syifa (Kinestetik).

Hari rabu Hakim Sakit demam, timbul bisul dikepalanya, flu.dan juga mau tumbuh gigi.  Untuk menghilangkan penat saya minta ikut ke suami yang hendak bepergian sambil mengajak Ghaida dan Syifa yang mau memfotocopy gambar dagangan gaida.
Saya belikan kertas Origami untuk kegiatan hari ini. Dan saat mengerjakan karya, Saya hanya bisa mensupport seadanya. “Ayo Kak kita berkarya sebisanya ya… Umi gak bisa bantu, dede Akimnya sakit.
Ghaida pun mulai bergerak. Dua pasang kipas tangan dihadiahkan untuk Umi dan Abi (kipas ini pernah di buat sebelumnyaw di sekolahnya), lalu Ghaida bertanya “ Umi dan Abi suka apa sih? Mau kakak bikinan nich”, saya jawab “Umi suka uang, klo abi suka panda” Beberapa menit kemudian Ghaida menyerahkan 2 helai kertas origami yang sudah disulap jadi gambar uang dan potongan origami yang bergambar kepala panda.
Beberapa hari sebelumnya saya pernah membuat bentuk baju dari origami tanpa sepengetahuan Ghaida, ketika dia tau dia terlihat kecewa karena tidak diajak bikin. Lalu dia pun minta diajarkan dgn membuka lagi karya saya sambil dia ikuti.
Sedangkan Syifa, dia belum tertarik dengan origami. Dia tidak ingin saya ajari. Mau bentuk apa.saja yang ia inginkan.

Maaf tidak.sempat ambil gambar, karena sibuk nyusuin hakim yg lagi sakit.

Tugas : Mengamati Gaya Belajar Anak #6
Tanggal : Selasa, 25 April 2017
Kegiatan : Bermain peran kasir-kasiran
Kesimpulan : Ghaida ( Visual kinestetik), Syifa (kinestetik).

Ghaida dan Syifa sedang hobi bermain peran, masak- masakan, ibu- ibuan, akting frozen dan film kartun lainnya.
Dan mereka selalu mengajak saya ikut berperan jadi mamahnya. Kali ini Ghaida berperan sbagai pedagang dan Syifa sebagai pembeli dan saya jadi mamahnya Syifa.
Pada saat transaksi jual beli, Gahida selalu bertanya “ Mi, ini harganya 20.000, trus uangnya yang mana aja? Sambil dia menyodorkan lembaran-lembaran uang kertas mainan" jawab saya “ yaa bisa 2 lembar 5000 dan 1 lembar 10.000 kak..”, pertanyaan lainnya “ klo ini harganya 5000, kali bayarnya yang ini bisa gak mi??”sambil menyodorkan uang yang nominalnya lebih besar dari harganya, “bisa Kak.. tapi nanti Kakak harus kasih kembalian yaa”.
Tapi rupanya Ghaida masih mengernyitkan dahinya tanda belum paham”, saya pun memahami kesulitannya. Lalu saya ambil buku dan menjelaskan dengan tulisan “ Gini Kak… bla, bla, bla… saya menjelaskan dengan tulisan, walau dia terlihat kurang memahami, tapi setidaknya raut mukanya lebih terlihat lebih enjoy darisebelumnya. Kembali Ghaida dikuatkan dengan faya Visual sekaligus kinestetik untuk belajar matematika.
Sedang Syifa, saya lebih memperhatikan gaya bicaranya yang selalu diikuti gerakan tangan yang menandakan seorang Kinestetik.

Tugas : Mengamati Gaya Belajar Anak #5
Tanggal : Senin, 24 April 2017
Kegiatan : Menghafalkan Al-Qur’an
Hasil  : Ghaida (Auditori visual), Syifa ( Audiori kinestetik)

Observasi hari Senin saya fokuskan pada cara menghafal al-Qur'an. Berdasarkan buku bacaan tentang Cara menghafal al-Qur'an bahwa menghafalkan al-Qur'an itu mudah, cukup memanfaatkan 3 waktu bening, yaitu ba’da subuh, ba’da magrib dan menjelang tidur 5x dibacakan dan didengarkan pada anak.
Sayapun mencoba mempraktekkan. Tapi ternyata Ghaida tidak mau sekedar mendengarkan saja, dia harus ikut membaca juga. Jadikah formasinya : 1- saya baca, 2- Baca perayat bergantian, 3- baca perayat bergantian kebalikan kebalikan saru no.2. 4- Umi membacakan 5-Baca bersama-sama.
Hari ini Syifa tidak ikut mengaji. Tapi diwaktu yang lain sebelumnya. Biasanya dia mengajak mengaji al-Qur'an (ngaji-ngajian), antara yang silafalkan.dengan rulisan tidak mau diatur umi, dan tangan sebqgai petunjuk hurufpun tidak mau berganti pada halaman berikutnya padahal yang dilafadzkan ayatpya panjang. Sepertinya visualnya belum bekerja, masih Auditori kinestetik. Karena dengan bacaan yang sering diperdengarkan dan dengan metode gerakan tangan itu yang membuat Syifa bersemangat. Tapi jika ada video mengaji, dia tidak betah berlama-lama di depan tv. 

Tugas : Mengamati gaya belajar Anak #4
Tanggal : Ahad, 23 April 2017
Kegiatan : Berkreasi dengan jelly dan playdoght
Hasil : Ghaida (visual kinestetik), Syifa (kinestetik)

  • Kali ini kegiatan untuk observasi gaya belajar anak yaitu berkreasi dengan jelly. Adapun jelly ini berasal dari kapas inner diapers, caranya; buka dalrman diapers bersih dan ambil kapasnya, lalu dimasukan pada wadah yg telah berisi air ( diamkan sampai air mengalami masa jenuh dan berubah jelly) lalu jelly dipisah-pisahkan pada beberapa mangkuk yang kemudian diberikan warna.
  • Ghaida dan Syifa asyik bermain sensori halus. Ghaida terlihat kebingungan karena tidak ada contoh bentuk yg umi berikan dan akhirnya terbentuklah sebuah pelangi, matahari dan rambut. Saya senang melihat ide kreatif mulai terlihat pada Ghaida. Melihat hasil pekerjaanya dia termasuk pada menyukai hal yg detail karena dia ingin mendapatkan warna sempurna pada pelangi, namun kerapihan belum dipedulikan. Saat uminya mengumumkan bahwa hari ini kita akan berkarya dengan warna warni jelly dia terlihat antusias. Ini menunjukan Ghaida adalah visual kinestetik.
  • Adapun Syifa senang merasakan sensory halus dari  lunaknya jelly berwarna merah dengan tanpa banyka bicara. Entahlah bentuk apa yang dia buat, katanya sih bikin kepiting.

Tanggal : Sabtu, 22 April 2017
Tugas : Observasi Gaya Belajar Ghaida dan Hakim
Kegiatan : Membuat Gunung meletus
Hasil : Ghaida ; Visual. Hakim ; visual Kinestetik

Ghaida menyiapkan alat dan bahan dibantu umi sesuai instruksi di buku. Kami mengerjakan step by step sesuai petunjuk. Tapi ternyata bubur kertas yg tersedia kurang memadai. Dan akhirnya di tambahkan dengan kapas diapers; ambil diapers bersih, keluarkan isinya lalu bwri air sampai mudah dibentuk dan jelinya keluar lalu kasih pewarna hijau. Semoga perlahan tapi pasti ide kreatif tumbuh pada Ghaida.
Hari itu Syifa tidak ikut main karena sudah tidur duluan. Maka saya meminta Ghaida untuk mengakhiri kegiatan agar besok Syifa bisa melanjutkan, tapi yang terjadi selama saya tinggal ke dapur, bubuk soda terus diberikan dan Hakim pun turut beraksi mengambili buih- buid dengan sendok dan turut bereksplorasi bersama Kakaknya.
Saya perhatikan Hakim, terlihat dia begitu penasaran dan antusias ingin menyentuh buih larva. Tidak ada rasa takut atau jijik melihat hal yang baru.
Hakim hanya fokus pada buih saja, padahal gunung pun terbuat dari jelly dan kertas- kertas.

*Kagiatan tidak bisa di dokumentasi kan karena hp lowbat


#harike3
#level4
#kuliahbunsayIIP
#gayabelajaranakgayabelajaranak

Tanggal :  Jum’at, 21 April 2017
Tugas : Mengenal Gaya Belajar Ghaida.dan Syifa
Kegiatan: Bermain Lego dan Berbie
Hasil: Ghaida (Visual), Syifa ( visual)
Kegiatan hari jum’at baru dapat saya amati di malam hari.
Ghaida main barbie dan Syifa menyusun lego. Saya pancing mereka agar bisa mengungkapkan ide dalam permainan dengan mengatakan “anak- anak, umi punya usulan nich… bagaimana bila pesawat Syifa sudah jadi nanti barbie nya ikut menumpang, kan seruu tuch bermain bersama bisa saling berbagi" “ iya boleh mi…” tapi ternyata tidak dilakukan, mereka asyik bermain sendiri- sendiri. Ghaida membawa barbienya ke ruang sebelah, dan Syifa akhirnya turut bermain barbie dengan mengajak barbie belajar menulis.
Kesempatan bagus untuk mengenalkan bentuk kata. Syifa minta saya untuk menulisnkan kata dengan titik- titik lalu dia akan menyambungkannya. Saya menuliskan kata “aca"'dan ”abi" sesuai permintaannya. Syifa pun menyambut dengan senang dan mulai mengerjakan tugas. Tapi di luar dugaanku,sebelum dia menyambung garis, dia mencoba untuk meniru tulisan saya itu, sambil mulut mengucapkan kata walau tulisannya belum bisa dia contoh ( ngasal, semaunya saja). Benarkah ini termasuk gaya visual ? Sepertinya begitu….
Berikutnya Ghaida saat mendandani Barbie, dia berkata “ aha, cantik sempurna!” oowh ternyata barbie mengenakan topinya (yang beberapa waktu menghilang), saya mencoba merangsang ide kreatifnya dengan berkata “ Kak, coba pake ini topinya (menunjuk tutup botol minuman warna pink)”, tanggapannya “ayi coba dipakein..” tapi topi baru itu memerlukan karet agar bisa diam di kepala mi…” Ghaida lalu mencari karet dan berusaha memasangkannya walaupun akhirnya gagal…
Ghaida tidak biasa menemukan ide baru, dia masih sebatas memaksimalkan fasilitas yg tersedia. Gayanya adalah visual.

#Harike-2
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunsayIIP
#Level4

Challenge #4 day 1.
Tanggal : 20 April 2017
Kegiatan : Menyambut baju baru, bermain lego, membaca buku.
Anak : Ghaida (5y10m), Syifa (3y8m)
Kesimpulan: Ghaida Visual, Syifa Kinestetik

Masuk pada hari 1 mengobservasi kegiatan Ghaida, Syifa dan Hakim untuk mengumpulkan data modeling belajar mereka yang dominan.
Saya pada malam hari baru bisa mengamati, mendengar dan melihat dengan serius aktifitas mereka. Yaitu saat baju baru frozen datang dan langsung dipakai berlanjut aksi nyanyi- nyanyi, menari- nari dan foto- foto.
Saya mengamati Ghaida dan Syifa dalam berpenampilan bergaun Elsa.
  1. Apakah mereka menyadari bahwa bajunya terlalu besar?
  2. ingin dandan maksimal ?
  3. dan ingin melengkapi dengan aksesoris lainnya?
Jawabannya:
  1. Ghaida dan Syifa tidak mempedulikan kondisi baju yang kebesaran
  2. Mereka merasa sangat cantik tanpa berdandan ( padahal biasanya minta dandan dulu walau sekedar sisir rambut dan bedakan)
  3. Mereka langsung mencari aksesoris pelengkap, seperti Sepatu dan Kipas frozen.
Yang dapat saya simpulkan Ghaida dan Syifa kurang mencermati hal detail dan rapi. Gaya ini masuk pada modeling bukan Visual.
Saya manfaatkan moment kebahagiaan klimaks ini dengan meminta Ghaida memperagakan mendongengnya yang 2 hari lalu saya buatkan teksnya berupa mind maping. Alhamdulillah sudah 60% dia menguasai materi. Gaya menghafal ini masuk pada model Visual. Selain itu, karena dongeng itu sering dia lihat di video Kak Bimo (audio Visual).
Menjelang tidur, keduanya pada waktu dan tempat berbeda memandang langit- langit kamar sambil senyum- senyum sendiri, seperti sedang memikirkan dan mencari ide seputar baju barunya.
Nah, pada kasus ini mereka masuk pada gaya bukan Auditorial.

Usai masuk kamar pas baju ganti, aktifitas berikutnya adalah bermain lego. Ghaida berhasil membuat istana frozen lengkap dengan pintu gerbang dan kursi,meja,lemarinya dan Syifa membuat Kereta api lengkap dengan ruang tempat duduknya tapi bentuk mobil yang dibangunnya tidaklah lazim  Dalam hal ini terlihat Ghaida bergaya visual yaotu.menyukai hal yang detail. Sambil memainkan mainan mereka pun bermain peran namun kalimat yang mereka ucapkan sangat terbatas. Menandakan mereka tipe bukan Auditorial.
Adapun bentuk lego yang Ghaida pilih adalah benda yang biasa di lihat (visual). Sedang Syifa sebaliknya, dia banyak kreativitas jika membangun lego (kinestetik).
Menjelang tidur seperti biasa saya bacakan Ceritakan kisah nabi Muhammad, mereka mencari posisi tidur yang nyaman versi tidak rapi (bukan visual) dan untuk gaya baca Ghaida dan Syifa (baca bohong- bohongan) selalu dengan suara keras (auditorial).
Berdasarkan tiga kegiatan tersebut ( baju baru, main.lego dan baca buku), Ghaida dominan visual dan Syifa Kinestetik.
#TantanganHari1
#GayaBelajarAnak
#Level4
#KuliahBunsayIIP

Rutinitas malam menjelang tidur selalu menjadi tantangan hebat untukku. Dimana dalam kondisi tubuh letih, membayangkan nikmatnya punggung ini bila telah bertemu kasur harus kutepis jauh- jauh demi masa depan terbaik anak- anakku, menjadi generasi yang mengidolakan Rasulullah dan membara semangat jihad untuk memperjuangkan tegaknya Dinullah seperti yang telah dimenangkan oleh Rasulullah menjelang tutup usianya.
Malam ini Ghaida, Syifa dan Hakim setelah membersihkan diri menuju kamar dan memilih buku yang akan diajukan pada Umi untuk dibacakan.
Padahal malam sebelumnya kami baru memulai buku no.6 dengan judul “Madinah Al-Munawaroh”, dan itupun hanya saya dan Ghaida yang paham. Sedangkan Syifa pasti akan menyerahkan buku sekehendaknya. Dan Hakim senang melihat gambar dari buku yang teh Syifa bawa.
Hakim dengan kerja keras membuka halaman demi halaman buku sambil memperhatikan gambar yang ada. Dia tidak menghiraukan teriakan teteh Syifa yang mencoba mengambil kembali bukunya dengan sedikit memaksa, karena saya berusaha menepis tangan Syifa itu sambil benghiburnya “Ayo teteh Syifa ambil buku yang lainnya… nanti kalo Hakim sudah selesai baca gantian Syifa yang baca" Syifa pun menuruti perkataanku dan mengambil buku lainnya di rak. Namun lagi- lagi Hakim berhasil merebutnya. Dan senjata terakhir adalah membaringkan Hakim dengan minuman penutup yaitu Asi.
Sedangkan Ghaida dengan sabar menanti saya membacakan kelanjutan cerita di buku 6. “ Kakak, Syifa bersikeras ingin baca buku no 16, gimana dong.. boleh yaa kita ikuti keinginan Syifa, karena umi kesulitan membujuknya”, Alhamdulillah Ghaida mau mengalah.
Cerita buku 16 berjudul “Wafatnya Rasulullah” saya bacakan dengan nada datar karena kondisi saya yang masih flu ditambah menahan tangis karena isi buku itu sangat mengharu biru, memaparkan tentang “ Haji Wada (haji perpisahan) yang diikuti 140ribu umat islam dari belahan bumi menjadi tanda kesyukuran mendalam atas kemenangan islam, sempurna lah ajaran islam, Nikmat terbesar telah dirasakan kaum muslimin yaitu berjayanya islam sebagai agama yang diridhoi Allah swt".
Baru beberapa halaman ternyata anak- anak sudah tertidur semua, dan saya melanjutkan membaca untuk sendiri saja.
Dalam haji perpisahan inilah Rasulullah  menyampaikan khutbah berisi mutiara- mutiara nasihat tentang Persaudaraan islam, yaitu bahwa orang- orang berimana adalah bersaudara maka janganlah mengambil harta saudaranya kecuali dengan izin hati ikhlas. Janganlah kamu setelah Aku ( Nabi saw) meninggal nanti kembali pada kekafiran.
Kemudian turunlah wahyu terakhir yaitu Firman Allah swt Qs. AL-Maidah ayat 3. Yang artinya “Pada hari ini, telah aku sempurnakan agamamu, aku cukupkan nikmat-Ku untukmu, dan aku rela islam sebagai agamamu".
Mendengar firman yang disampaikan Nabi saw, Umar bin Khatab menangis terisak- isak, dia berkata “ Dengan turunnya ayat terakhir itu, kita semua sudah berada dalam agama yang benar dan lengkap. Tetapi ya Rasulullah, bukankah jika sesuatu telah sampai pada titik kesempurnaan dan diatasnya itu tidak ada lagi yang lebih sempurna, maka yang akan datang adalah suatu kemunduran?”, Rasulullah menjawab “ Engkau benar, ya Umar”.
Dan Abu Bakar pun memiliki firasat bahwa dengan kesempurnaan amanah yang telah tertunaikan maka sempurna pula keberadaan Nabi di muka bumi, berarti akan dekat waktunya sang Nabi saw kembali pada Sang Pencipta.
Suka cita pun berganti duka cita, ketika Nabi saw akhirnya jatuh sakit (sakit kepala yang sangat berat) selama beberapa hari sampai akhirnya Malaikat izroil sang pencabut nyawa datang meminta ijin kepadanya untuk di kembalikan rohNya pada sang penggenggam nyawa, Nabi Muhammad saw pun wafat.
Kisah akhir kehidupan Nabi saw selalu membuatku tersadarkan akan perjuangan saya sebagai muslimah dalam kondisi kemunduran islam saat ini harus terus mengobarkan sikap optimis bahwa setelah ujian kemunduran ini pasti akan kembali pada kejayaan.
Adapun pada kondisi saya saat ini sebagai pendidik di rumah, tekad bersungguh- sungguh harus mendampingi dan mendidik anak- anak, harus dapat merangkul mereka, berpegangan tangan dengan erat bersama- sama memperjuangkan kebenaran Dinullah. Anak- anak sebagai generasi akhir zaman akan hidup dengan tantangannya sendiri. 
Dengan Homeschooling yang di jalankan oleh Ghaida, Syifa dan Hakim (GHS) di bantu Framework Fitrah Base Education akan mengenalkan islam pada anak dengan keindahannya dan kasih sayang Allah. Menjalani hidup dengan senang dan bahagia bersama Al- Qur’an sebagai teman sejati.
Semoga Saya dan suami dapat menciptakan suasana cinta membaca dan gemar menghafal Al-Qur'an pada anak- anak sampai mereka menjadi Hafidzin dan mendakwahkan islam. Amiiin
Dan kami dapat berkumpul di Syurga dan berjumpa pula dengan para Nabi yang begitu di rindukan anak- anak. Amiin

*sumber bacaan "Muhammad teladanku jilid 16.

Tulisan ini dibagikan untuk #1minggu1cerita di minggu ke 12

Aliran Rasa

Family Project, My Family my team. Pada tantangan level 3 kali ini benar-benar mengasyikkan. Walau ada kesusahan karena ingin menyatukan keinginan saya dengan anak yang berbeda dalam ide. Misal saya ingin project berkaitan dengan kemandirian   rumah tapi anak inginnya project bikin mainan. Walhasil project banyak yang di lakukan karena hal spontan. Spontan itu lebih seruuu karena suasana akan saya buat dramatis dan heboh.
Alhamdulillah Family Project ini membuat saya lebih optimis untuk memulai Home edukasi bersama anak- anak. Game ini sangat efektif dalam mengasah kecerdasan anak, melatih berpikir kreatif dan belajar leadership. Dan insya Allah game ini akan terus berlanjut sebagai sarana / metode belajar yang menggairahkan dan mencerdaskan untuk anak- anak.
Terima kasih team Fasilitator dan kordinator yang sudah mendampingi dan membimbing...

_Review Game level  #3  Bagian 2_

*FAMILY PROJECT DAN KECERDASAN ANAK*

Setelah kita memahami secara detil tentang apa itu Family Project dan sudah menjalankannya dengan tantangan 10 hari, maka kali ini kita akan kembali membahas bagaimana  family project ini bisa menjadi sarana kita untuk melihat sisi-sisi kecerdasan anak yang harus kita amati.

*Family Project dan Kecerdasan Intellectual*

Family Project adalah sarana anak-anak belajar sesuatu, belajar hal baru melalui berbagai tema-tema yang kita kemas dalam berbagai project. Di dalam ilmu pembelajaran kita bisa mempelajarinya lebih lanjut tentang Project Based Learning.

Selama menjalankan Family project ini kita bisa melihat apakah :

a.  Apakah rasa Ingin tahu anak-anak terhadap sesuatu menjadi semakin tinggi?

b. Apakah Kreativitas dan Daya Imajinasinya menjadi semakin besar?

c. Apakah muncul gairah belajar dan inovasi baru yang anak-anak dapatkan selama menjalankan family project?

d. Bagaimana anak-anak menyikapi pengetahuan baru, pengalaman baru yang mereka dapatkan selama menjalankan Family Project?

e. Apakah anak-anak menemukan gairah untuk selalu berkarya dan menemukan hal baru demi kehidupan mereka yang lebih baik?

*Family Project dan Kecerdasan Emosional*

a. Apakah selama menjalankan Family Project muncul kesadaran diri secara penuh dari anak-anak?

b. Apakah anak-anak makin mengenal emosi yang muncul  ( senang, bahagia, sedih) selama menjalankan Family Project?

c. Apakah emosi anak stabil/meledak-ledak ketika menghadapi tantangan selama Family Project berjalan?

d.Apakah anak bisa mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lainpun merasa senang dan dimengerti perasaannya?

e. Apakah anak sanggup mengelola emosi yang dia dapatkan dari orang lain, sehingga tercipta ketrampilan sosial yang tinggi?

*Family Project dan Kecerdasan Spiritual*

Family project sebagaimana kita tahu adalah pemberian makna yang mendalam terhadap aktivitas sehari-hari yang kita lakukan di rumah. Sehingga aktivitas keluarga sehari-hari + management dan organisasi = Family Project  = Aktivitas keluarga yang penuh makna.

Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna ( value), kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.

Dengan menjalankan Family Project kita akan bisa melihat hal-hal sebagai berikut:

a. Apakah anak-anak bisa makin mengenal ciptaan Allah dan makin menyayangi antara sesama makhluk ciptaan Allah selama menjalankan Family Project ini?

b. Apakah anak-anak makin melihat dirinya dan keluarganya sebagai sesuatu yang unik yang diciptakan Allah berbeda dengan yang lain,  selama menjalankan Family Project ini?

c. Apakah rasa syukur anak-anak makin meningkat selama menjalankan Family Project?

d. Apakah anak-anak makin ridho dan konsisten dengan segala perintah dan laranganNya selama menjalankan Family Project?

e. Apakah anak-anak mendapatkan berbagai akhlak mulia yang bisa dia dapatkan untuk dipraktekkan selama menjalankan Family project?

f. Apakah anak-anak semakin tunduk dan taat terhadap kehendak penciptaNya, selama menjalankan Family Project?

g. Apakah anak-anak semakin bergairah untuk menebar benih manfaat di muka bumi ini, dan sadar perannya sebagai Khalifah di muka bumi ini, selama menjalankan Family project?



*Family Project dan Kecerdasan Menghadapi Tantangan ( AI)*

Selama menjalankan Family Project pasti kita dan anak-anak menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan. Dari sinilah kita paham seberapa kuat anak-anak kita menghadapi tantangan hidup.

a. Apakah selama menjalankan Family Project anak-anak mampu mengontrol dirinya ?

b. Bagaimana reaksi anak-anak ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang dia inginkan seama menjalankan Family project?

c. Apakah anak-anak sanggup membangun konsistensi dan komitmen terhadap kesepakatan yang sudah dia putuskan bersama selama menjalankan Family Project?

d. Apakah anak-anak menunjukkan inisiatif besar untuk aktivitas yang dia inginkan, dan sanggup menanggung semua resiko yang akan muncul selama menjalankan Family Project?

e. Bagaimana reaksi anak-anak setiap menjumpai “tantangan” selama family project berjalan, apakah mereka bisa mengubahnya menjadi sebuah peluang?

f. Apakah anak-anak tidak mudah putus asa?

g.Apakah anak-anak berani mengakui sebuah kesalahan dan mau belajar dari kesalahan yang dia buat selama menjalankan Family Project?

h.Apakah kemandirian anak mulai terlihat selama menjalankan Family project?

Dari berbagai kasus yang kita dapatkan selama menjalankan Family project ini sebenarnya selain untuk melihat kecerdasan anak-anak, kita juga bisa mengamati kecerdasan diri kita dan pasangan. Sehingga kita semakin paham bagaimana cara kita “memantaskan diri” agar semakin layak mendidik anak-anak hebat. Dan hal-hal apa saja yang harus kita tambahkan selama perjalanan di Universitas Kehidupan.

Salah satu contoh hal kecil ketika menjalankan tantangan 10 hari di Game –game kelas Bunda Sayang ini, kita mengalami kesulitan dalam mengatur waktu sehingga tidak sanggup menuliskan tantangan 10 hari tersebut secara berturut-turut, apakah kita langsung menyerah berhenti disini saja? Kalau iya kecerdasan menghadapi tantangan kita masuk kategori Quitters, Apakah kita cukup menuliskan poin-poin penting saja dan tidak usah menyempurnakannya, yang penting mengumpulkan tugas? Kalau iya, berarti ita tipe campers. Atau kita termasuk orang yang berusaha mengubah manajemen waktu kita, mencari strategi terbaik, membuat sistem penulisan, sehingga memudahkan kita untuk menuliskannya setiap hari? Kalau iya, selamat  berarti kecerdasan anda memasuki tahap Climbers.

Silakan amati kecerdasan-kecerdasan yang lainnya yang ada pada diri kita selama mengerjakan Tantangan-tantangan 10 Hari di kelas Bunda Sayang ini.

Dan untuk bisa mendapatkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik ke anak - anak dan keluarga kita, mulailah dari diri kita terlebih dahulu

*for things to CHANGE, I must CHANGE first*

Salam Ibu Profesional,



_/Tim Fasilitator Bunda Sayang/_



📚Sumber Bacaan:

_D.Paul Relly, “Success is Simple, Gramedia, Jakarta_

_Stoltz, Paul G, PhD, 1992, Adversity Intellegence, Mengubah  Hambatan Menjadi peluang_

_Melva Tobing. Mpsi, Daya Tahan Anak menghadapi Kesulitan, Jakarta, 2013_

_Materi Tentang Kecerdasan anak dan Kebahagiaan Hidup, IIP, bunda sayang_



_Review  Game Level  #3  Tantangan 10 Hari_
*Bagian 1*

*FAMILY PROJECT*

Selamat buat teman-teman yang sudah berhasil melampaui tantangan 10 hari di game level 3 ini tentang Family Project. Mulai dari bingung memahami apa itu family project, sampai akhirnya ada yang banyak ketagihan untuk memaknai setiap aktivitas menjadi  sebuah projek yang menyenangkan.

Family Project  adalah aktivitas  yang secara sadar dibicarakan bersama, dikerjakan bersama   oleh seluruh atau sebagian anggota keluarga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama pula.

Jangan terlalu berat memikirkan sebuah family project, mulailah dari aktivitas-aktivitas sehari-hari yang biasa kita kerjakan di rumah, kemudian tambahkan manajemen dan organisasinya, jadilah sebuah family project.

Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut

*ACTIVITY + MANAGEMENT AND ORGANIZATION = PROJECT*

*MANFAAT FAMILY PROJECT*


☘Family Project merupakan salah satu sarana pendidikan bagi seluruh anggota keluarga. Saat ini semakin sedikit keluarga yang menerapkan konsep pendidikan di dalam rumahnya, banyak diantara mereka menjadikan rumah sebagai sarana berkumpulnya anggota keluarga saja tanpa adanya aktivitas pendidikan. Sehingga makna berkumpulnya menjadi hambar, sekedar kumpul dan  kadang berlalu begitu saja tanpa arti.



☘Family Project juga menjadi salah satu sarana untuk membangun “bonding” di dalam keluarga. Tercipta ikatan batin antar anggota keluarga, sehingga hubungan menjadi semakin indah dan harmonis.



☘Family Project bisa juga digunakan sebagai sarana “Check Temperature" keluarga kita. Apakah hubungan antar anggota keluarga dalam kondisi adem ayrm berada di suhu normal atau sedang ada gesekan-gesekan yang selama ini tidak terlihat,  sehingga ada tantangan kecil saja selama menjalankan family project, suhu sudah memanas.



☘Family Project sarana menguatkan core values keluarga. Core Values tidak bisa hanya dituliskan besar-besar di kertas dan di tempel di dinding rumah. Core Values harus diujikan untuk mendapatkan sebuah keyakinan bahwa hal tersebut layak diperjuangkan. Ujian itu lewat family project.



☘Family Project apabila dijalankan denga sungguh-sungguh maka akan menjadi pijakan kita dan keluarga ke surga Apabila keluarga kita memang sedang berjalan menuju surga, maka tidak perlu menunggu sampai di akherat untuk merasakannya, kita bisa merasakannya sekarang saat di dunia bersama keluarga kita.



*BAGAIMANA CARA MEMBESARKAN FAMILY PROJECT ANDA?*

Diperlukan 2 hal penting untuk membesarkan Family Project yaitu KONSISTENSI dan KOMUNIKASI



*KONSISTENSI*

Konsistensi itu sangat bergantung pada hal-hal berikut ini:

a. Apakah family project ini membahagiakan seluruh anggota keluarga? ( Fun)

b. Apakah family project sejalan dengan values yang sedang diperjuangkan di dalam keluarga kita? ( values)

c. Seberapa unik family project anda dibandingkan family project yang lain? ( uniqueness)

d. Apa alasan kuat dari salah satu, sebagian atau seluruh anggota keluarga untuk menjalankan family project ini? ( Reason)


*KOMUNIKASI*

Komunikasi menjadi hal yang utama dalam rangka memperbesar family project kita, karena akan sangat bermanfaat untuk memantau dan membesarkan perjalanan family project dan membangun portofolio keluarga dalam menjalankan family project. Ada komunikasi internal dan ada komunikasi eksternal. Di dalam kedua komunikasi tersebut diperlukan dua hal yaitu MEDIA dan KONTEN


_Komunikasi Internal_

*MEDIA KOMUNIKASI*

*FAMILY FORUM*

Family forum adalah forum-forum ngobrol keluarga yang dibangun untuk mengetahui hobi anak-anak, aktivitas harian mereka, tren pengetahuan dan berita yang ada saat ini, kebutuhan seluruh anggota keluarga dan masalah atau tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi oleh seluruh anggota keluarga.

Family forum ini bentuknya bisa beragam mulai dari ngeteh bersama ( tea time), ngopi bersama ( coffee break), ngegame bersama ( play on), ngemil bersama ( snack time) dll.

*KONTEN KOMUNIKASI*

Kami perlu menekankan sekali lagi tentang konten komunikasi. Satu hal yang sangat perlu kita ingat adalah kalimat ini:

*LAKUKAN APRESIASI, BUKAN EVALUASI*

Anak-anak belum memerlukan evaluasi, yang kita lakukan hanya memberikan apresiasi saja, karena hal ini penting untuk menjaga suasana selalu menyenangkan dan  membuat anak senantiasa bersemangat dalam mengerjakan projek selanjutnya.

Apabila ada hal-hal yang kita rasa penting untuk diperbaiki atau diubah strateginya, maka cukup anda catat saja, simpan dengan baik bersama satu file catatan projek ini, dan buka kembali saat kita dan anak-anak akan merencanakan projek berikutnya. Hal ini akan lebih membuat perencanaan kita lebih efektif, karena anak-anak akan melakukan perubahan menjelang  melakukan projek, bukan diberitahu kesalahan setelah melakukan sebuah projek. Efek yang muncul akan sangat berbeda.



*BAGAIMANA CARA MENGAPRESIASI*


Perbanyaklah membuat forum keluarga saat sore ngeteh bersama, atau sepekan sekali saat akhir pekan. Di Ibu Profesional, forum keluarga seperti ini terkenal dengan nama

 *MASTER MIND*

Bagaimana cara menjalankan master mind, ciptakan suasana yang santai di rumah, kemudian tanyakan 3 hal saja:

a. Ada yang punya pengalaman menarik selama menjalankan projek ini?

b. Apa yang sudah baik?

c. Minggu depan hal baik apa yang akan kita lakukan?

Perbanyaklah apresiasi di forum-forum keluarga ini sehingga memunculkan inovasi-inovasi kecil yang dilakukan secara istiqomah di setiap kesempatan.

_Komunikasi Eksternal_

Family Project yang kita lakukan di dalam keluarga sebaiknya kita share kan ke dunia luar bisa via presentasi di depan para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Di komunitas-komunitas keluarga yang selalu peduli terhadap perkembangan anak, maupun di media sosial yang kita miliki.

Proses berbagi mimpi dan inspirasi ini sangat bermanfaat untuk membesarkan family project kita dan proses bertemunya anak-anak dengan para sang maestro di bidangnya.

*AMATI ,TERLIBAT, TULIS*

Tantangan 10 hari yang sudah teman-teman lakukan ini sebenarnya membuat kita agar mau mendokumentasikan setiap aktivitas anak-anak, sehingga kita sebagai orangtua bisa mengamati perkembangan anak-anak dengan valid berdasarkan data dan tulisan kita.


Kita tidak akan pernah membandingkan anak-anak kita dan keluarga kita, dengan anak-anak orang lain dan keluarga orang lain. Karena diri kita sudah terlalu sibuk untuk mengamati diri sendiri, sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengamati rumput tetangga.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan:

Cemilan Rabu, 12 April 2017


🏵Adversity Intelligence for Successful Life (AIfSL)🏵

🖌Setelah 19 tahun melewati penelitian yang panjang & mengkaji lebih dari 500 referensi, Paul G. Stoltz mengemukakan satu kecerdasan baru selain IQ, EI, SI yakni AI. *AI (Adversity Intelligence)* adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. Bagaimana mengubah hambatan menjadi peluang.
AI dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AI menjadi indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan.

*Adversity Intelligence (AI)*berarti bisa juga disebut dengan *ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah*. Stein & Book (2004) menjelaskan bahwa ketahanan adalah kemampuan untuk menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dan situasi yang penuh tekanan tanpa menjadi berantakan, dengan secara aktif dan pasif mengatasi kesulitan. Ketahanan ini berkaitan dengan kemampuan untuk tetap tenang dan sabar, serta kemampuan menghadapi kesulitan dengan kepala dingin, tanpa terbawa emosi. Orang yang tahan menghadapi kesulitan akan menghadapi, bukan menghindari, tidak menyerah pada rasa tidak berdaya atau putus asa.

AI berakar pada bagaimana kita merasakan tantangan-tantangan yang dihadapi. Orang yang memiliki AI lebih tinggi, tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan tantangan. Ia selalu belajar dari kesalahan dan mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Orang yang memiliki AI tinggi, berani mengambil resiko yang diperhitungkan.


📌Faktor-faktor yang mempengaruhi AI, yaitu:

1. Daya saing
Individu yang merespon kesulitan secara lebih optimis dapat diramalkan akan bersifat lebih agresif dan mengambil lebih banyak resiko.
2. Kreativitas
Orang yang tidak mampu menghadapi kesulitan menjadi tidak mampu bertindak kreatif. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang oleh hal-hal yang tidak pasti.
3.Motivasi
Orang yang AInya tinggi dianggap sebagai yang paling memiliki motivasi.
4. Mengambil Resiko
Individu yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial pendakian.
5. Perbaikan
Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa bertahan hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik.
6.Ketekunan
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus walaupun dihadapkan padakemunduran-kemunduran atau kegagalan.
7.Belajar
Anak dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak yang memiliki pola-pola yang lebih optimis.

📌Sebagai gambaran AI dalam diri seseorang, Stoltz memakai terminologi  para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian:
➡Quitter (yang menyerah).
Para quitter adalah mereka yang sekadar bertahan hidup. Mereka mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan.
➡Camper  (berkemah di tengah  perjalanan)
Mereka  berani melakukan pekerjaan yang berisiko, tetapi  risiko yang aman dan terukur. Cepat puas, dan berhenti di tengah jalan.
➡Climber (pendaki yang mencapai  puncak).
Berani menghadapi risiko dan menuntaskan pekerjaannya. Merekalah yang berada di puncak.

📌Dimensi AI dapat kita pahami sebagai berikut :
💧C --> Control : Seberapa besar control yang kita rasakan saat dihadapkan pada persoalan yang sulit, bermusuhan atau berlawanan?
💧O2 --> Origin dan Ownership : Siapa atau apa yang menjadi asal muasal suatu kesulitan? Sejauh mana kita berperan memunculkan kesulitan?
💧R --> Reach : Seberapa jauh suatu kesulitan akan merembes ke wilayah kehidupan kita yang lain?
💧E --> Endurance : Berapa lama kesulitan akan berlangsung? Berapa lama penyebab kesulitan akan berlangsung?

📌Adapun cara mengembangkan dan menerapkan AI :
💧L --> Listened (dengar) respon kita dan temukan sesuatu yang salah
💧E --> Explored (gali) asal dan peran kita dalam persoalan ini
💧A --> Analized (analisalah) fakta-fakta dan temukan beberapa faktor yang mendukung kita
💧D --> Do (lakukan) sesuatu tindakan nyata

✳Hubungan AI dengan Sukses

Dalam kehidupan nyata, hanya para climbers-lah yang akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sebuah penelitian yang dilakukan Charles Handy terhadap ratusan orang sukses di Inggris memperlihatkan bahwa mereka memiliki tiga karakter yang sama.

*Pertama*, mereka berdedikasi tinggi terhadap apa yang tengah dijalankannya. Dedikasi itu bisa berupa komitmen ,passion, kecintaan atau ambisi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

*Kedua*, mereka memiliki determinasi. Kemauan untuk mencapai tujuan, bekerja keras, berkeyakinan, pantang menyerah dan kemauan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

*Terakhir*, selalu berbeda dengan orang lain. Orang sukses memakai jalan, cara atau sistem bekerja yang berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dua dari tiga karakter orang sukses erat kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan. Mereka yang AI nya tinggi menjadi lebih sukses dalam kehidupan daripada mereka yang AI nya rendah.

Bagaimana dengan kita?

📚Sumber bacaan :

https://tisna2008.wordpress.com/2009/05/26/antara-iq-eq-dan-sq/amp/

https://personalityfajar.wordpress.com/tag/adversity-quotient/

https://personalityirine.wordpress.com

https://skripsipsikologie.wordpress.com/2010/07/17/pengertian-adversity-quotient/

https://nafismudrika.wordpress.com/2010/04/22/adversity-quotient-by-paul-g-stoltz/

⚡✨🕷☘🌾🐜🔥💥💭💬
*Resume Kulwap Banten HEbAT Community*

*_Family Project_*

26 Maret 2017

*Narsum :* Achmad Ferzal (Ical)
*Admin :* Bunda Inten
*Host & Moderator :* Bunda Noni
*Notulis :* Ayah Muji

🌾🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜🐜💭⚡

🎓 Profil :

👤 Nama: Achmad Ferzal (bang Ical)
🔹Penggagas dan Pendiri TRUE Creative aid (www.ngakal.ning.com).
🔹Desain produk ITB, ketertarikan pada pengembangan: Design Thinking for All. Digunakan sebagai sarana pembangkit daya kreativitas berbasis LINGKUNG (kreatifalakita).
🔹Berpengalaman mendampingi masyarakat di pedalaman dan menemukan pola didik sejati anak-anak ala daerahnya masing-masing.
🔹Ayah dari 5 anak muda (si bungsu 16 tahun).
🔹Berdomisili di kota Bogor

📚----------------------------------📚📒
*Materi Pengantar*

🤦🏽‍♂Kesalahan yang direncanakan dan
⚡kejutan yang tidak direncanakan

📋 merancang kegiatan sejatinya bukan semata heboh dan hebat kegiatannya diatas kertas atau didalam benak.

👨🏾‍🍳👩🏾‍🍳 namun seberapa antusias dan terlibatnya kita dalam pelaksanaan kegiatannya.

🐜 walau kegiatan terlihat kecil dan biasa. Seringkali berubah menjadi keren dan bermakna.

⚡tidak jarang menghasilkan ide untuk kegiatan lanjutan yang mengejutkan.

🤦🏽‍♂aneka kesalahan ketika berkegiatan terkadang menjadi bahan alami untuk pembelajaran.

👎🏽 intinya jangan merancang terlalu sempurna. Karena kita makhluk yang makin bijak dari kekurangan2.

🎉karena antusias kita ikut berkegiatan ditambah energi anak-anak mampu menghasilkan 💡ide2 dan 🚀 kemungkinan baru yang mengejutkan.

⭐ it takes wisdom of elder and young people energy⚡

🗝intinya mulai dari yang ada, tidak mengada-ada apalagi menunggu semua tersedia.

🏡 rumah mungil kita dan aneka kegiatan didalamnya adalah sumber pertama kegiatan bersama anak.

🗣 yuk kita diskusikan bersama👋🏻

=====================
❓❓*Tanya Jawab*🌵

1⃣ *Ingrid-Bekasi*

Assalaamualaikum bang Ical,
Drumah saya forum keluarga masih proses, blm mjd habit, masih jrg2 kumpul dan ngobrol2 brg. Boleh minta tips dan trick utk mengajak angg keluarga "scr sadar" membahas ttg projek keluarga? Sejauh ini anak dan suami tdk tll antusias, cenderung berkegiatan sendiri2 dan suami blm merasa penting utk "terlibat", baik dlm pddikan anak2 apalagi projek keluarga. Tks.

 👨‍🏫 *Bang Ical:*

 1⃣. Bunda Inggrid...mulailah dengan kemampuan hebat khas ibu-ibu:
Mengajak dan membuat kejutan.

Mulailah dengan mendata dan menyerap kegiatan apa yang biasa bunda lakukan.

Pikirkan bagaimana kegiatan yang biasa tersebut menjadi asyik dan bisa dilakukan bersama.

Hanya dengan membereskan tempat tidur, namun dilakukan dengan cara berbeda. InsyaAllah ada keseruan didalamnya

Pelan-pelan saja. Dan selalu bertanya2 atau luangkan waktu untuk berpikir dan bertanya dalam hati...bagaimana caranya ya? ✔

2⃣ Assalamualaikum Ayah Ical, salam kenal sy Mery domisili di kabupaten terjauh propinsi Kalbar yaitu Putussibau Kapuas Hulu 🙏🏻😊

Baca materi pengantarnya, jd gregetan pengen banget bs sampai titik "ketagihan" atau "demam" family project seperti Ibu Septi yg "demam gamification" 😍

Nah yg jd pertanyaan, hal ini adalah hal yg sangat baru buat keluarga kami. Koq rasa2nya klo dimulai dgn hal yg sederhana pake banget jd gak menantang ya, contohnya: nyuci baju bareng, bersihin jendela bareng, dsb yg msh seputar rmh n keluarga inti 😅

Padahal unik banget ya kan lingkung tiap daerah begitu jg fitrah bakatnya anak2, apalagi di tempat kami yg msh alami, tentu bs dieksplor semaksimal mungkin. Tapi eh tapi, belum nemu formulasi yg cocok antara kedua keunikan td 🙈 Ya krn kami masih minim pengalaman mungkin ya.. Duh jd panjang gini 😂

Intinya, mulai dr mana ya biar anak2nya happy (yg plg penting bs menggali fitrah bakatnya), gak merasa berat memulai project tapi menantang jg buat kami selaku orang tua?

👨‍🏫 *Bang Ical :*

2⃣. Bunda Mery...bisa dicoba memulai atau merancang kegiatan dengan membagi kegiatan menjadi 3 bagian:

1. Pembuka...kita hadir bak artis disini. Membuat menarik dan imajikan seperti sebuah show🤡

2. Isi kegiatan...kita seperti nahkoda kapal. Bersama dan mengendalikan tanpa terlihat 👮🏼

3. Akhir kegiatan...kita maknai dengan arif seperti ulama🙏🏿

Ingat...antusias kitalah yang harus menyala.

Intinya lakukan dahulu...perbaikan datang kemudian ✔

*_Tanggapan 1_*

🙋🏻 *Bunda Mery‬* :

 Menanggapi ya Ayah Ical

Noted pada kata, ANTUSIAS n BE ACTRESS 📝

Nah, supaya tetap bs ON STAGE n powerfull gitu gimana ya?

Sy suka moody jujur aja nih 😅

👨‍🏫 *Bang Ical :*

☕ baik bunda..Nggak harus on fire terus sih.

Intinya memang menemukan dan membangkitkan kemauan diri.

Pasang tujuan dan diskusikan bersama pasangan atau teman boleh.

Catat dan rencanakan dengan cara bunda.

Langsung lakukan.karena moody itu muncul sebelum kegiatan. Jadi kudu diajak maen moody nya😄

👨‍🏫 *Bang Ical:*
Buat moody playground ya bunda Mer 🕺🏼
😄🙏🏽

*_Tanggapan 2_*

🙋🏻 *Bunda Yardha* :
Apakah boleh menanggapi?

Bang ical, bisa dijelaskan maksud dari moody Playground ini bagaimana ya? 😀

👨‍🏫 *Bang Ical*:
👍🏽 cuma Istilah saya untuk memulai dorongan bermain menggunakan suasana moody.

Karena moody itu sebenernya tanda untuk mulai maen. Bukan untuk diikuti. Kita yang ajak dia maen

Nah 'letakkan' moody dalam ruang maen...dan segera maen dengan anak.

Klo diikuti numbuh moody baru...klo diajak maen jadi tersalurkan he2

3⃣ *bunda Rini-Surabaya*

family projek itu kayak apa ngge,,maklum saya awam....,blom tw ap2. apa kegiatan yg saya lakukan setiap hari,,membersamai anak melukis,menempel,,dll termasuk family project?

👨‍🏫 *Bang Ical :*

3⃣ bunda Rini...family project itu dimulai dengan hal2 sederhana namun perlahan mengarah atau menjadi kegiatan  unik.

Membersamai anakNi yang penuh antusias pasti menghasilkan ide2 kegiatan baru.

Jika tidak antusias hanya jadi rutinitas dan sulit mencari ide baru.

Itulah mengapa saya memulai dengan kata antusias...gabungan indah niat dan imajinasi.

Jadi walau kegiatan-kegiatannya kecil dan sederhana, namun menghasilkan aneka ide dan kegiatan baru...-lingkar mekar- istilahnya.

Seperti efek ledakan berantai.

Inilah proyek keluarga sejatinya.

Yang pstinya unik dan tumbuh dari dalam (kekuatan khas keluarga masing2) ✔

4⃣ *bunda Izzah Maulidah-Gresik*

1. Komponen Lingkungan yang disampaikan dlm materi, apakah semua harus dikembangkan? atau hanya yg dominan sesuai minat anak?
2. Bila harus dikembangkan semua, bagaimana porsinya sesuai usia?

👨‍🏫 *Bang Ical :*

 4⃣ bunda Izzah...lingkung itu hadir salah satunya untuk menggambarkan betapa banyak hal yang bisa dipelajari untuk kehidupan anak.

Tidak untuk ditakar apalagi dijejalkan kepada anak.

Semua lakukan dengan perlahan dan gembira. Lingkung bisa menjadi 'gudang' ide dan 'playground' aksi kegiatan anak.

Jadi Pakailah kacamata perancang dalam melihat lingkung dan potensi anak.

Selalu mencoba dan tidak takut salah. Tidak takut memulai dan temukan antusias diri ✔

5⃣ *bunda Muflikhah-Malang*

1. Tahapan cara membuat family project itu bagaimana. Apakah sesuai keinginan anak atau buat saja.

2. Untuk anak batita bagaimana project yang baik sedangkan pada usia itu anak dianjurkan main seinginnya dia dan bereksplore pada alam.

Matur nuwun 🙏🏻😊

👨‍🏫  *Bang Ical :*

5⃣ bunda Muflikhah...sama dengan saya dan orangtua lainnya.

Perlu bingits membangkitkan dorongan bermain kita (playbility).

Sebelum maen sama anak. Karena rutinitas 'memakan' kreativitas.

Jadi totalitas dalam maen sama anak itu yang diperlukan  untuk menyalakan kegiatan asyik bersama anak.

1. Bisa dengan apa saja. Memulai dari kebiasaan anak itu keren banget. Berarti bunda menyalakan  kemampuan menyerap yang baik.

2.Intinya mulai dari yang ada : kesenangan anak, kegiatan-kegiatan yang ada dirumah, hingga ruangan2 yang ada dirumah.

Tidak mengada-ada (di ada-adain) dan menunggu semuanya lengkap tersedia.

Ikut maen ikut guling2an...kotor2an...ngayal2an...

Di beberapa negri maju...buku paket sekolahnya detil membantu kegiatan di rumah.

Seperti menyusun makanan yang baik didalam kulkas, hingga cara bertetangga yang baik.

*maju=peduli pada anak

6⃣ *Watie dari IIP Bogor*

pertanyaan saya,anak ke dua saya suka rubic bahkan seperti kecanduan,yang dikerjakan dari bangun tidur sampai tidur lagi sebagian besar hanya rubic,ketika beliau saya libatkan dlm proyek2 keluarga(membersihkan rumah misalnya),pasti hanya sebentar,u masuk kembali ke kamarnya dan bermain rubic,bagaimana cara saya membuat anak saya bisa suka terlibat dlm proyek2 keluarga,maaf dan terima kasih

 👨‍🏫 *Bang Ical :*

6⃣Bunda Watie...prinsip kegiatan itu sebenarnya:
Memuliakan dan membahagiakan.

Untuk anak yang sudah memiliki atau tampak keminatannya, mulailah dari apa yang mereka suka.

Ajak diskusi imaji2 dan pikiran2 tersembunyinya tentang rubic.

Tantang ia untuk menceritakan atau melatih anggota keluarga lain.

Hingga buat pameran  kecil (galeri rumah) tentang minatnya. Juga bisa untuk anggota keluarga lainnya.

Baiknya ayah atau bundanya memulai terlebih dahulu...pameran keminatannya.

Intinya ajak dialog dan beri tantangan.

Dialog bunda itu sudah proyek keluarga👏🏽


 7⃣ *Vina -serang*

Assalamualaikum, bang salah satu prinsip memulai project "jangan membuat yang terlalu sempurna". Mohon penjelasannya. Karena saya sendiri ketika merencanakan sebuah project... maunya bagus dan wooow begitu, meskipun itu dari aktifitas kecil. Hal tersebut ibaratnya seperti  tolok ukur agar kita senantiasa melakukan yang terbaik.

👨‍🏫 *Bang Ical:*

7⃣ bunda Vina...terlalu sempurna itu menyiksa he2.

Rancang cepat dan lakukan. Karena sejatinya maen atau berkegiatan itulah perancangan yang sesungguhnya.

Sifat mau wow terus dinyalakan.
Berguna dalam proses kegiatan dan mencari ide berikutnya


8⃣ *Ulfah_Banten*

Assalamualaikum bang Ical
1. Kekurangan saya dalam membuat family project adalah masih meraba-raba jalan dan belum bisa mengembangkan ide awal project menjadi project2 berikutnya yg lebih luas dan beragam. Mohon saran dari bang Ical, agar mampu merancang dan mengembangkan family project lebih luas dan beragam

2. Bang Ical, mungkin pertanyaan ini berhubungan dgn Kulwap ini. Mohon dijelaskan tentang Melingkar Mekar dari konsep Emisol. Karena menurut saya, memahami konsep ini penting dalam membersamai anak dan membuat family project.

Terima kasih🙏😊

👨‍🏫 *Bang Ical:*

8⃣ bunda Ulfah...wa'alaikum salaam.
Hambatan ide biasanya ada di posisi ketika memikirkan diawal.

Apalagi pakai beban harus keren ditambah melihat2 kegiatan orang lain.hi2

Percayalah...ketika:
Antusias dan total dalam satu kegiatan yang kagetan (tidak direncanakan) malah lebih menumbuhkan ide2 keren berikutnya

Jadi biasakan merencana sambil melakukan (maen sama anak)

Keasyikkan maen sama anak yang akan menghasilkan banyak kejutan2.

Untuk emisol dan lingkar mekar kita buat sesi chusus aja yah. Biar melingkar dan mekar betul hi2...
Ngeles.com✔

*_Tanggapan 3_*

🙋🏻 *Bunda Ulfah*:
Boleh menanggapi bang Ical🙏😊

 Apakah dalam family project boleh dilakukan secara spontan? Apakah hal2 yg spontan dilakukan itu bagus? Lalu bagaimana konsep dan pendokumentasiannya?

👨‍🏫 *Bang Ical*:
Spontan itu asyik kok.   Ini bisa jadi bagian riset (tuh rumah juga ada riset hi2)

Untuk  memulai proyek keluarga atau bisa sebagai moodbooster ditengah2 proyek

*_Tanggapan 4_*

🙋🏻 *Bunda Mery‬*:
Msh boleh menanggapi gak Mb Noni? Hehehe, ciri keasyikan ini 😂

 Mengenai teknis Ayah Ical.. Anak yg sudah bs dilibatkan sulung 4 thn n kedua 2 thn, ketiga msh bayi.

Klo kegiatan bersama seringnya gak bs terlibat dua2nya. Misal kemarin nyuci baju bareng hanya abangnya aja yg tertarik, gmn ya cara supaya bs sama2 terlibat? 🤔

👨‍🏫 *Bang Ical:*
Bisa buat untuk masing2 anak itu keren.

Walau kegiatannya gak bersama2 tapi kita tau arah masing2 anak.

Bisa juga kegiatan yang sama tapi lanjutannya unik sesuai anak.

_*Tanggapan 5*_

🙋🏻 *Bunda Mery*‬:
Sy kasi stabilo lg di kata2: RUTINITAS 'MEMAKAN' KREATIVITAS 😳

Bagi tips dooong Ayah Ical yg super kreatif, gmn caranya supaya ide bs tuing2? 😁

👨‍🏫 *Bang Ical*:
 Hidupkan dorongan bermain bunda...berimajinasilah dalam kegiatan rutin he2

9⃣ *Iyye - IIP Cirebon*

Masih boleh nanya, mba?
Tanya dong, sebenarnya dalam proyek keluarga ini harus anak yang jadi pimpro dan ortu ngikut atau boleh ortu yang mengarahkan, kalo anak belum bisa fokus...?

👨‍🏫 *Bang Ical :*

9⃣. Bunda Iyye...
Family project tidaklah kaku.

Peran orangtua bisa berganti2. Melihat kondisi. Yang terpent ing adalah:

 1.kemampuan menurunkan ekspektasi kita. Tidak menuntut semua berjalan dan memiliki hasil seperti bayangan kita.

2.kemampuan mengapresiasi dan merayakan semua langkah. Agar muncul ide2 baru menjadikan anak dan kegiatannya adalah tokohnya.

3.kemampuan bertanya. Agar anak lebih ekspresif dan menambah antusiasnya.✔

1⃣0⃣ *Aprilia Rahma - Surabaya*

Family project sllu diawali dengan family forum, nah bagaimana jika apa yg sdh direncanakan trnyta si anak, 4th, mendadak tidak mau ikut kegiatan family projectnya? sewaktu di observasi alasannya tidak mau, capek (pdhl juga blm beraktivitas), pdhl pas family forum setuju dg aktivitas tsb. Apa yg perlu diperbaiki dan kami lakukan ya? Jazakalloh 🙏🏻

👨‍🏫 *Bang Ical :*

🔟Bunda Aprilia...Sebagai pendamping (teman tumbuh teman belajar) kita harusnya punya kemampuan mendengar yang baik.
Mendengar sebagai alat membaca tanda2 dari awal proyek.-proses-akhir

1.mendengar dengan hati:
kita bisa peka dan mengetahui rasa dari peserta proyek. Sesuai dengan kemauannya apa tidak. Terpaksa atau tidak. Belum tergali atau tidak.

2.mendengar dengan kepala:
Kita dapat mengetahui apa saja yang membuatnya penasaran. Hal2 yang ingin diketahuinya. Info2 yang membuat menyala matanya.

3.mendengar dengan kaki: kita peka dengam bahasa tubuh. Yang mulai kelihatan bosan atau sebaliknya.

Bagaimana melatihnya? Dengan bertanya dan ikut bermaen total bersama anak.

Jadi ketika anak menolak. Kita bisa mencari jalan dan  kesempatan dengan cara memdengar diatas

Terus bertanya: bagaimana caranya ya? InsyaAllah jawaban akan memghapiri.


1⃣1⃣ *bunda Muflikhah-Malang*

1. Tahapan cara membuat family project itu bagaimana. Apakah sesuai keinginan anak atau buat saja.

2. Untuk anak batita bagaimana project yang baik sedangkan pada usia itu anak dianjurkan main seinginnya dia dan bereksplore pada alam.

Matur nuwun 🙏🏻😊

👨‍🏫 *Bang Ical :*

1⃣1⃣Bunda Muflikhah...
Family project bisa melalui banyak  cara. Bisa dari keinginan anak...bisa juga dari kita (ortu) dalam bentuk tantangan2 seru pada anak. Lebih baik lagi jika kita sesuaikan dengan potensi anak yang kita ketahui.

Untuk batita...lakukan tantangan saja bunda. Dan ingat fam project ini untuk kita seleluarga ya. Jadi bisa kita buat tantangan asyik dalam bentuk lomba2 dengan batita. Seperti lomba memasukkan kaus kaki kedalam laci, lomba meniup tisyu, lomba menyiram tanaman.

Catat dan buat pemenangnya. Satukan lomba2 tsb dalam kesatuan tema. Misalnya tema kamar tidur. Berarti kegiatan lomba sekitar kamar tidur. Tema pekarangan dll


1⃣2⃣ *Isti - Pontianak*

Ayah Ical, jika kita ingin mengenalkan ttg wisata sejarah pd anak2 usia 4-7 th kira2 kegiatan apa yang kiranya sesuai dan tidak mala jadi terkesan outside in?

👨‍🏫 *Bang Ical :*

1⃣2⃣Bunda Isti...
Pembelajaran sejarah bisa bertahap.

Mulailah membuat peta waktu sejarah anak. Kapan ia lahir...kapan waktu pertama berjalan....kapan waktu pertama bisa bicara dan selanjutnya.

Ia boleh jadi berperan sebagai wartawan. Bisa wawancara dengan ayah...bunda...nenek atau pamannya.

Hasilnya ia bisa presentasikan garis waktu (peta waktu) sejarah hebat dirinya.

Pertanyaan2 bisa dibuat lebih kreatif. Seperti...serba pertama kali, serba mengejutkan (kejadian2 heboh), serba menggelikan (pengalaman2 lucu)

Setelah itu mulailah mengajak ia u mengobservasi sjarah2 yang ia suka.

Mungkin juga tema pariwisata sejarah itu masih mau kita?

Mari dengar2lah.🙏🏽✔

1⃣3⃣ Nurlian Kalsel

Apabila janji2 project kita dengan anak tertunda, apakah hal tersebut bisa menghambat munculnya ide2 project yg lain?
Janji2 yang tertunda tidak usah jadi beban bunda Nurlian...

Siapa tau ada ide2 baru yang datang ramuan dari kegiatan2 yang belum terlaksana. Atau menemukan rangkaian kegiatan2 baru lainnya.

Yang berpotensi menghambat ide itu adalah tidak berkegiatan  bersama anak samasekali.

Kegiatan yang kita total ikut maen bersama maksudnya.

👨‍🏫 *Bang Ical :*

1⃣3⃣Bunda Titi...
Emisol adalah Empati (menyerap) imajinasi (mengolah) dan solusi (mentajikan)

Tiga tahap berpikir sekaligus beraksi ala orang Indonesia.

Ketiga langkah tersebut dilakukan  melingkar. Dari solusi kembali lagi ke empati>imajinasi> solusi dan trus mekar.

Jadi emisol yang baik itu trus melingkar dan terus mekar.

Ide dan aksi terus berkembang. Tidak disitu2 saja apalagi tidaku melingkar sempurna .✔

1⃣4⃣ Titi Kalsel
Saya penasaran sama istilah mekar melingkar Dan emisol. Mohon penjelasannya.Mudah2an bisa nyimak lanjutannya.. 😁

👨‍🏫 *Bang Ical :*

1⃣4⃣Ini cara kreatif ala bangsa kita.

_____________________________
*Penutup*

⚡ pikiran asyik dan ide itu muncul dalam keadaan rileks.

❓rajinlah bertanya dan mengumpulkan pertanyaan2. Tentang cara dan jalan.

💬 mati gaya itu asyik karena biasanya jadi saat Aha! Muncul aneka jawaban dari pertanyaan2.

==S E L E S A I===

Menjelang kelulusan SMU dahulu, saya ditawari banyak pilihan jurusan kuliah termasuk diantaranya jurusan tarbiyah / pendidikan. Tapi  anehnya saya tidak tertarik dengan jurusan tarbiyah padahal keluarga guru, aktifitas paling menyenangkan buat saya pun adalah mengajar bila ada adik kelas atau teman yang menanyakan pelajaran yang tidak dimengerti dan saya dianggap mampu untuk sharing ilmu. Dengan kedangkalan  pikiran saya menanggapi “ kenapa harus jurusan pendidikan siih…? Masa mengajar ada sekolahnya? Mengajar yaa mengajar aja, sampaikan ilmu yang kita punya pada anak didik, cukup… dan kita terus up grade ilmu di atas level anak didik. Astaghfirullah lancangnya diriku…
Alhamdulillah ternyata Allah masih menyayangi dan memberikan saya kesempatan kuliah di jurusan tarbiyah gratis yaitu di universitas kehidupan berbarengan dengan kuliahku di Jurusan Ilmu Pertanian di Unsoed.
Ketika itu saya aktif di Unit Kemakmuran Masjid Mafaza (masjid masyarakat yang lokasinya dekat dengan kampus), saya memang sering bolak balik masuk ruang studio radio dan sesekali mengamati tingkah anak- anak Paud dan santri TPQ. Saya sangat senang bila para guru Paud dan TPQ mengajak saya ngobrol mereka  mau berbagi ilmu pendidikan pada saya dengan banyak bercerita seputar warna warni dunia anak- anak, mengajak saya untuk hadir pada acara seminar atau acara sejenisnya dengan tema seputar pendidikan, sampai kepala sekolahnya langsung menawarkan saya untuk menjadi guru.
Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan orang- orang yang begitu respek pada saya. Salam hormat saya kepada ibu Nina dan ustadz Imung yang begitu ikhlas berbagi ilmunya pada saya. Sampai sekarang saya senang mengikuti perkembanga sekolah Qita purwokerto yang kepala sekolahnya adalah bunda Nina. Dan ustadz Imung pun sekarang sudah menjadi pendongeng Nasional.
Materi bidang pendidikan pun terus saya pelajari selepas mendapat gelar Sarjana Pertanian. Saya mengajar di SDIT Banten islamic School selama 2 tahun yang pada saat itu kepala sekolahnya sangat disiplin dengan administrasi sekolah. Dan saya sangat bersyukur karena para guru senior sangat respek dan dengan sabar membimbingku dalam pengerjaan administrasi kelas. Tidak hanya soal Administrasi Kelas saja tapi saya pun mendapat pengajaran seputar pengkondisian murid.
Dan sampai sekarang limpahan rezeki dari NYA berupa ilmu pendidikan masih saya rasakan dan nikmati, berkumpul bersama dengan orang- orang yang sangat respek pada Perkembangan Pendidikan Komunitas Institut Ibu Profesional dan komunitas Hebat (Home Education Basic and Talent).
Dan yang terutama adalah Pria Sejatiku yang begitu respek dengan passionku di bidang pendidikan telah memberikan izin untukku mendidik anak2 di Sekolah Rumah.
Bersyukur atas limpahan Kasih sayangNYa di dekatkan dengan orang- orang yang respek pada bidang pendidikan membuat saya lebih percaya diri untuk memulai Home Schooling.

Tulisan.ini untuk #1minggu1cerita dengan tema minggu ke.11 yaitu Respek.

FAMILY PROJECT/ CHALLENGE / DAY 10

Sabtu, 8 April 2017
Alhamdulillah… akhirnya masuk pula kami pada tantangan Family Project hari ke 10. Sebenarnya semangat di hari pertama ingin sekali bisa menikmati aliran rasa menjalani Family time/ family forum dan family project, tapi karena satu hal dan lainnya ternyata saya tidak bisa membawa inisiatif diri dan lingkungan untuk menuliskannya.
Projet kali ini dipimpin Ghaida yang dari hari kamis sudah menunggu hari sabtu untuk jjs ke Banten lama yang jaraknya lumayan tidak terlalu jauh dari rumah.
Umi bertugas memfoto hal penting, Syifa mengikuti kosa kata  dari Kakak Ghaida yang di anggap penting, Hakim sebagai penggembira dan Abi sebagai driver sepeda motor.
Perjalanan alhamdulillah lancar. Kami hanya singgah sebentar saja tanpa turun dari motor sambil Ghaida mencatat tempat- tempat bersejarah yangdiLewati kami sambil foto- foto diatas motor saja.
Sedangkan Syifa dan Hakim tertidur di motor.
Insya Allah ini menjadi fildtrip pertama kami sebagai pemanasan homeschooling GHS, yang ke depannya bisa dijadwalkan dan di buat kerangka project nya.

#1minggu1cerita

Selamat Membaca

Teman Baikku

Diberdayakan oleh Blogger.
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates