Berpredikat sebagai pengurus rumah tangga ternyata cukup sederhana tapi rumit juga. ini menurut saya pribadi, letak rumitnya adalah  dalam mendeskripsikan pekerjaan pengurus rumah tangga tersebut. Pada satu momen reunian  seorang teman bertanya "apa kegitan kamu sekarang?" dengan bangga saya menjawab sebagai pengurus rumah tangga. Namun ketika temanku mencoba menceritakan pekerjaannya sebagai kepala sekolah + aplikasikan dengan sekolahnya sebagai mahaiswa jurusan psikologi. Saya jadi merasa kosong.... apa yang bisa saya ceritakan tentang pekerjaan saya sebagai ibu rumah, thoh dia juga mengalami apa yang saya alami sebbagai seorang istri dan ibu . Naaaah akhirnya saya teringat dengan buku karya Iraswati istadi berjudul Bunda Menejer Keluarga.. Semoga saya bisa menemukan pencerahan...

Buku  Berjudul" Bunda Manajer Keluarga" karya ibu Iraswati Istadi ini diperuntukkan bagi pengembangan pribadi para bunda. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa rumah tangga  adalah sebuah perusahaan kecil dengan orang-orang di dalamnya sebagai pegawainya. Bahasan diawali dengan bab ‘Rumahku Inspirasiku’, bahwa permasalahan yang dihadapi keluarga memerlukan manajemen khusus dan filosofi manajemennya bisa diambil dari filosofi hewan (lebah dan semut) juga filosofi haji. Lalu pada bab kedua, ‘Rumah Tangga Penuh Cinta’, diulas bagaimana menentukan visi misi keluarga, pembagian peranan anggota keluarga serta  menjalankan manajemen rumah seprofesional kantor. Setiap rumah tangga dapat mempunyai gaya manajemen yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi setiap keluarga. Nah, di bab ketiga pembagianperanan dibahas lagi dengan lebih detil per divisi. Penulis membagi 8 divisi dalam rumah tangga, yaitu personalia, pendidikan, urusan domestik, spiritual, keuangan, properti,pengembangan SDM dan humas. Peranan bunda sangat strategis yakni manajer operasional, membawahi semua divisi. Jika bunda adalah ibu bekerja, bawahannya tak hanya anak-anak, tapi juga ART. Orang tua dapat juga dilibatkan sebagai staff, terutama jika tinggal serumah.

 
Terus terang buku ini menginspirasi saya untuk lebih baik lagi mengurus rumah tangga. Jika bunda bisa profesional di kantor, kenapa di rumah yang notabene perusahaan milik sendiri tidak bisa. Isinya cukup aplikatif karena tak hanya penulis, para bunda senior seperti Dewi Motik, Bunda Oke (ibu Hatta Rajasa), bunda Peni (penemu Jarimatika) dan banyak extraordinary moms lainnya juga turut berbagi tips dan pengalamannya di buku ini. Yang paling menempel di kepala saya, salah satu trik membuat rumah tangga yang profesional adalah menetapkan jam kerja. Ya...sering ibu RT dihadapkan pada fleksibelnya waktu. Dengan menetapkan waktu khusus masak, waktu khusus untuk anak, waktu untuk diri sendiri, waktu keluarga serta berdisiplin mematuhinya maka pekerjaan akan lebih teratur dan bunda pun mempunyai waktu istirahat yang cukup. Jika perlu, tetapkan pula pakaiannya. Pakaian dinas untuk memasak tentu beda dengan pakaian waktu suami pulang. Jika bunda senantiasa berpakaian rapi di rumah, serasa orang kantoran juga kan?