Tidak mau mandi

 Rabu kemarin agenda pagi sampai sore cukup padat dan selesai tepat waktu ashar, jadi  masih ada waktu beberapa menit untuk Ghaida bersiap-siap  ke TPQ walau tanpa mandi sore (memilih mandi pulang ngaji). Alhamdulillah ia pun mau pergi sendiri tanpa ditemani (jadwal saya libur mengajar). Ia mempersiapkan semua kebutuhan sendiri, sambil berpamitan pergi ia berkata " Umi, kakak mau pulang langsung ke rumah, gak mau main ke rumah nenek, pokoknya mau langsung pulang aja", " Oke..." dengan hati gembira saya menimpali ( karena rumah ibu mertua bersebelahan dengan madrasah).
Tak lama kemudian Ghaida pun  pulang kembali tepat sesuai ucapannya. Beberapa menit kondisi baik baik saja. Namun entah kenapa selepas azan magrib sikap ghaida menjadi sensitif, menguji kesabaraku. Diminta ini itu tidak mau, di beri opsi ini itu jawabnya ketus.  
“Oiya.. kakak belum mandi sore yaa, ayo nak mandi dulu yaa…” pintaku, “ Gak mau, gak mau mandi kakak mah” jawabnya dengan nada tinggi sambil dan gestur yang tidak baik. Menghadapinya seperti itu aku langsung istighfar dalam hati dan mencoba bersikap tenang dan langsung teringat materi bunda sayang tentang Komunikasi produkti, sambil meraba dan menyesali dalam hati “ duuh aku harus bersikap apa yaa.. poin keberapa ini yang mesti diterapkan saat ini” . Akhirnya saya hanya bisa beri Ghaida opsi “ kakak mau mandi atau cuci badan sekarang atau Badan kakak dibiarkan tidak nyaman karena tidak mandi” . komentarnya hanya “ Kakak gak mau mandi…..” . Komentarku hanya bisa tenang “ ya sudah gak papa kalo Kakak gak mau mandi, ganti bajunya yaa…”.

=============================================================
Di buka- buka lagi catatan produktifnya yuuk ahh Umi Ghaidaa:
Catatan materi “Komunikasi produktif”

*KOMUNIKASI DENGAN ANAK*

Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
*_Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy_*
Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.
Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.
Bagaimana Caranya ?

1. *Keep Information Short & Simple (KISS)*
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya” ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)

2. *Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah*
Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)
Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.

3. *Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

4. *Fokus ke depan, bukan masa lalu*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”

5. *Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”*
Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.
6. *Fokus pada solusi bukan pada masalah*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat produktif:
“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.

7. *Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan*
Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngPujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngPujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

8. *Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.

9. *Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat produktif :
“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”

10. *Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngKalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngkalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?

11. *Ganti perintah dengan pilihan*
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/fbd/1/16/26d4.pngkalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”
https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v7/f33/1/16/2705.pngKalimat produktif :
“Kak 30 menit lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi, baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat


Sumber dari : Tim Bunda Sayang IIP